YOGYAKARTA (Warta SQ) – Lobi Hotel De Laxston di Kota Yogyakarta disulap menjadi galeri seni. Terdapat banyak lukisan, patung dan karya seni lain yang terpajang di sepanjang lorong dan lobby hotel. Kegiatan ini merupakan rangkaian acara Pameran Nasional Senirupa 2024 bertajuk “Edukasi: Pameran Guru dan Calon Guru”.
Lebih dari 60 karya seni lukis dan seni rupa yang dipamerkan berasal dari tangan 33 orang seniman dari seluruh Indonesia. Acara ini diikuti oleh seniman yang berprofesi sebagai guru maupun calon guru dengan latar belakang sosial yang beragam. Pameran sebagai kelanjutan dari Pameran Lukisan dan Kaligrafi 2024 ini digawangi oleh Prof. Dr. M. Baiquni dan Endang Aprianto.
Endang Aprianto, ketua pelaksana pameran edukasi seni, mengatakan bahwa pameran ini dulu diinisiasi oleh Bapak Mahyar, Kepala Sekolah Menegah Seni Rupa Yogyakarta. Sepeninggal pak Mahyar, pameran edukasi seni ini diminta untuk terus diadakan setiap tahun. “Pameran ini dilaksanakan untuk mewadahi para guru se-indonesia dalam berkreativitas,” ucap pak Endang.
Calon anggota DPD RI DIY 2024-2029 terpilih, Ir. Ahmad Syauqi Soeratno, M.M. yang diundang untuk hadir dan membuka pameran nasional senirupa 2024, menyampaikan ada tiga hal yang membuat pameran kali ini menarik untuk dilihat. “Yang pertama bahwa lukisan adalah bahasa universal yang bisa dimakna dengan banyak hal dan menunjukkan ekspresi gagasan si pelukis. Banyak gagasan yang diekspresikan melalui karya seni yang dapat menginspirasi khalayak luas.Yang kedua, pameran karya seni ini menjadi istimewa karena dilakukan oleh para guru yang memiliki latar belakang pendidik dengan karakteristik yang beragam, dari berbagai daerah. Dan yang ketiga, pameran ini kembali meneguhkan komitmen Yogyakarta sebagai sumber nilai budaya yang sarat dengan kreatifitas. Hal inilah yang kemudian menjadi mata air inspirasi bagi Indonesia, negeri yang kita cintai ini,“ papar Syauqi.
Dalam kesempatan itu Syauqi juga mengapresiasi pihak manajemen hotel karena telah memberikan ruang bagi para guru dan seniman untuk mengekspresikan karya seninya di ruang publik milik hotel. Ia berharap ke depan para pengelola ruang publik di Yogyakarta dapat menyediakan tempat bagi para pelaku seni untuk mengekspresikan kreasinya di ruang-ruang publik, sebagai bagian dari pembentukan ekosistem budaya. “Pameran semacam ini layak untuk dikunjungi, dilihat dan diinspirasi agar muncul lebih banyak ruang-ruang kreatif yang bisa dioptimalkan sebagai bagian dari lingkungan pembelajaran budaya dan disyiarkan kepada masyarakat luas,” pungkas Syauqi.
Pameran akan berlangsung selama tiga puluh hari dan menyediakan kesempatan bagi para pengunjung untuk berdialog dengan para pelaku seninya guna mengoptimalkan proses pengenalan dan pembelajaran, agar dapat mengenal karya seni dengan lebih komprehensif utamanya bagi masyarakat luas. (ass)